Kemampuan bermain di lapangan dan stamina yang bagus bukan semata penentu kemenangan. Kekompakan antar-pemain juga diperlukan agar pola permainan serempak dan menghasilkan gol. Delapan pemain SMA Maryam ini menumbuhkan kekompakan dengan makan nasi goreng bersama.
Kekalahan 1-4 dari tim putra SMK IPIEMS diterima pemain SMA Maryam dengan lapang dada. Mereka sadar, masih mempunyai kekurangan dan belum banyak pengalaman bermain di turnamen.
"Kekuatan tubuh masih kurang karena kurang latihan fisik. Kami juga kurang serius membuat tim menjadi lebih baik," kata Abdul Karim, kapten tim futsal putra SMA Maryam, Senin (17/12/2012).
Siswa kelas XII IPS ini menuturkan tim mempersiapkan diri tiga minggu untuk bertanding di Surya Futsalic 2012. Latihan diadakan setiap Jumat sepulang sekolah selama 1,5 jam.
Delapan pemain yang merupakan gabungan siswa kelas X hingga XII ini baru dua kali mengikuti turnamen, yaitu piala STIESIA dan Surya Futsalic 2012. Mereka adalah bagian kegiatan ekstrakurikuler futsal putra di sekolahnya yang hanya beranggotakan 15 orang. "Itu saja yang benar-benar mampu bermain futsal paling ya setengahnya," ungkap Karim.
Namun, mereka tetap percaya diri dan berusaha sebaik mungkin. Untuk mencari pemain lainnya sedikit sulit. Sebab, jumlah total murid SMA Maryam sekitar 99 orang. Dengan angka terbatas itu persentase murid yang minat bermain futsal tergolong kecil.
"Meskipun muridnya terbatas, tetapi masih bisa mengikuti turnamen seperti ini sudah membuat kami bangga," ucap Ibrahim, siswa kelas XII IPA.
Bagi Ibrahim dan teman-temannya, bermain di Surya Futsalic sangat bermanfaat. Bukan menang saja yang dicari tetapi juga pengalaman. "Kekalahan ini kami ambil sisi positifnya. Bahwa kami masih harus berlatih keras dan serius," tegas Rizal Alfarizi, siswa kelas XII IPA yang bertugas sebagai kiper ini.
Untuk meningkatkan skill permainan tim, mereka terkadang uji coba dengan sekolah lain. Seperti SMA IPIEMS, SMK 10, dan SMK IPIEMS. "SMK IPIEMS pernah uji coba dengan kami, tetapi mereka tidak menurunkan pemain inti. Waktu itu kami menang," ujar Karim.
Berkumpul di rumah Ibrahim juga kerap dilakukan untuk menjaga kekompakan. Tiga kali seminggu mereka datang ke rumah Ibrahim di
Manyar Sambongan. Selain diskusi strategi permainan, mereka juga bermain bridge dan memasak bersama.
Ya, Ibrahim dikenal pula sebagai koki di antara teman-temannya. Dia selalu membuat sendiri makanan untuk teman satu tim. Seperti nasi goreng, pisang goreng, dan tahu isi.
"Gara-gara tahun lalu ada acara memasak di sekolah dan saya ikut berpartisipasi, sekarang jadi suka memasak," ungkap Ibrahim.
Selain bawang putih, bawang merah, cabe rawit, cabe merah, dan minyak wijen, Ibrahim menambahkan arak masak ke dalam bumbu nasi gorengnya.
"Rasanya enak!" puji Andika Dwiki, siswa kelas XII IPA, yang mengidolakan pemain futsal Falcao asal Brasil ini. Andika bersanding dengan Karim mendapat tugas sebagai asisten Ibrahim di dapur.
Segala usaha telah dilakukan mereka. Jika hasil belum memuaskan, mungkin itu menjadi peringatan untuk memicu diri tampil lebih baik.
0 comments:
Post a Comment