Walaupun agak terlambat, siswa SMA Maryam khususnya siswa desain grafis mencoba belajar tehnik wpap. Pada awalnya memang sulit karena belajar teknik ini siswa harus punya dasar bisa menggambar.
WPAP merupakan singkatan dari Wedha's Pop Art Potrait adalah gaya seni
pop art yang dipopulerkan oleh Wedha Abdul Rasyid yang sekaligus pembuat
aliran ini. WPAP dahulu bernama FMB ( Foto Marak Berkotak ). Secara
teknik, WPAP mempunyai ciri khas tertentu dalam penggambaran objek,
dimana dalam WPAP anda akan menemukan bidang berkotak-kotak dan penuh
dengan warna-warni antar bidang tanpa menghilangkan karakter objek atau
model yang digambar. Dalam WPAP anda pasti tidak akan menemukan
bidang-bidang lengkung sebab itulah WPAP mempunyai ciri khas tertentu
yang membuat WPAP mempunyai keunikan tersendiri dalam segi teknik
pembuatan.
Sejarah Singkat WPAP
Dimulai sekitar tahun 1990-1991 berawal dari kegelisahan menggambar
sosok manusia yang realis karena seiring bertambahnya usia. Menurut
Wedha, gambar sosok manusia realis mempunyai tingkat kesulitan paling
tinggi di tambah dengan faktor memilih, mencampur warna menjadi hal yang
menyulitkan. Kemiripan warna kulit manusia, kehalusan goresan, menjadi
sesuatu yang mahal bagi Wedha.
Dari kegelisahaan itulah, Wedha mulai memikirkan cara melukis sosok manusia dengan cara yang lebih mudah dengan mengutak atik titik, garis dan bidang. Berawal dari situ mulailah Wedha membayangkan gambar sosok manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis imajiner.
Sebelum menemukan cara membuat seperti sekarang ini dimana teknologi
sangat membantu mempermudah dalam pembuatan WPAP Wedha harus melalui
proses yang begitu panjang dari membuat WPAP dengan manual sampai ke
digital pada era sekarang ini.
Berikut ini adalah proses WPAP yang dilalui pak Wedha Abdul Rasyid Dari Masa Ke masa
Berikut ini adalah proses WPAP yang dilalui pak Wedha Abdul Rasyid Dari Masa Ke masa
Demikianlah sedikit tentang apa itu wpap dan sejarah singkat wpap yang dirujuk dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment